Sejak tahun 1961, ketika Gerakan Pramuka berdiri secara resmi di Negara Kesatuan Republik Indonesia, kegiatan besar golongan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega masih sangat sedikit. Bukan tanpa sebab, usia peserta didik di atas penggalang masih sangat langka.
Saat muncul kegiatan Perkemahan Wirakarya, kegiatan pramuka untuk golongan Penegak dan Pandega perdana diselenggarakan pada 1968. Itupun yang diikutsertakan hanya peserta putra, sehingga kaum putripun belum bisa terlibat secara langsung.
Tahun 1969, Pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega Putri Putra pertama atau disingkat dengan Perppanitra I diselenggarakan, tepatnya pada 21 sampai dengan 26 Agustus 1969 di Cimanggis, Jawa Barat.
Terngiang oleh Kak Upi, Purna Aktivis Pramuka dan Dewan Kerja (PADK) Lampung yang juga merupakan Ketua DKD Lampung saat pelaksanaan Perppanitra Nasional I, ia memimpin Sangga Putri dari daerahnya sebagai peserta di Perppanitra Nasional I.
“Saya tidak mengenal panitia khusus. Kami hanya kenal lurah pi Kak Gemala Hatta yang waktu itu masih di SMA. Lainnya berjalan sesuai jadwal yang ditetapkan panitia,” kenang Kak Upi.
Perppanitra kemudian ditetapkan sebagai pertemuan khususnya Penegak Pandega yang diselenggarakan berkala 3 tahunan. Menurut Kak Upi, best Practice-nya merasa bahwa ini adalah ajang persatuan yang sangat baik bagi generasi saat itu.
“Banyak ketemu teman dari berbagai daerah yang saat itu transportasi dan komunikasi masih tradisional, juga sangat sulit, merupakan kebanggaan tersendiri ikut kegiatan itu. Ada yang belum pernah naik kapal laut, ke Jakarta lihat monas, Jakarta Fair, dll,” lanjut Kak Upi.
Kak Upi menyebutkan bahwa saat itu dari lampung ada 2 sangga, 1 putra 1 putri yang merupakan utusan dari Kwartir Cabang. Pihaknya menceritakan bahwa saat itu, Lampung baru ada 4 Kwartir Cabang, sehingga agenda Perppanitra Nasional I sungguh suatu yang istimewa.
Pada saat itu, lanjut Kak Upi, juga diusulkan memilih Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega tingkat Nasional (DKN). Saat sidang, kami memilih saudara Sunjoto dari Jakarta sebagai ketua, kemudian ada tim perumus yang memilih pengurus DKN lainnya.
“Dan pada sidang kegiatan ditetapkan Perkemahan Wirakarya Nasional 2 diselenggarakan di Gisting (waktu itu Lampung Selatan, sekarang Tanggamus) tahun 1971, sekaligus melaksanakan Muspanitra Nasional yang pertama di PW 71 (sekarang Sidparnas),” terang Kak Upi.
Dijelaskannya bahwa saat itu belum tercetus Pola Pembinaan (Polbin) untuk Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pada pelaksanaan Perppanitra Nasional 1 Tahun 1969. Dari apa yang disampaikan Kak Upi, ia mengingat bahwa kemungkinan dibahas pada salah satu Sidparnas/Munas setelah itu, karna Polbin itu baru keluar tahun 1976 atau 1978.
“Tahun 71 akhir masa saya di DKD. Perppanitra 2 saya tidak ikut. Ketus Panitia Kak Amang, sekretaris Kak Dunak, Ketua DKN terpilih di Gisting yaitu Kak Aghnes,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa saat itu, yang ditugaskan menjadi lurah putri Perppanitra Nasional 2 di Bedugul, Bali adalah Kak Ida Oedayati, sementara untuk lurah putranya adalah Kak Tata.
“Itu baru saya ketahui waktu kita ke Bedugul tahun 2012 atau setelah 40 tahun perppanitra 2,” pungkasnya.
_____
Tulisan ini berdasarkan obrolan mengenang penyelenggaraan Perppanitra Nasional I oleh Kak Prijo Mustiko dengan Kak Upi. Ditulis kembali oleh PusbangJusinfo Kwarda DIY untuk Memorabilia Pramuka.
2 Responses
[…] __ Sumber : Memorabilia Pramuka […]
[…] __ Sumber : Memorabilia Pramuka […]